Kali ini wisata casino akan membagi kisah pendiri Genting Highlands yang sangat berpengaruh di negaranya. Langsung saja disimak..
Keadaan keluarga Lim memburuk saat ayahnya meninggal. Pada
saat itu Lim berusia 16 tahun dan terpaksa berhenti sekolah. Bersama kakak
laki-lakinya yang bernama Jing Ya, Lim harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
Tiga tahun berselang keadaan di China semakin memburuk,
membuat Lim memutuskan untuk meninggalkan China menuju Malaysia. Saat itu Lim
mengikuti jejak sepupunya untuk mencari peruntungan dinegara yang dulunya
dikenal dengan nama Malaya.
Di awal Februari tahun 1937 saat berusia 19 tahun, Lim
melangkahkan kakinya dinegri tersebut. Dia diperkerjakan pamannya sebagai
tukang kayu sembari belajar menguasai bahasa melayu.
Setelah mendapatkan pengalaman yang cukup sebagai tukang
kayu selama 2 tahun, Lim kemudian menjadi subkontraktor dan berhasil
menyelesaikan pekerjaan pertamanya untuk membangun sebuah sekolah.
Lim kemudian kembali ketempat asalnya di Anxi, China pada
tahun 1940. Namun, satu tahun berselang keadaan di China semakin memburuk
tepatnya saat negara panda tersebut menyatakan perang kepada Jepang. Lim pun
memutuskan kembali ke Malaysia ditengah situasi perang.
Namun, diakhir tahun 1941 Jepang melakukan invasi terhadap
Malaya. Lim pun berusaha bertahan hidup dengan menjadi petani sayuran dan
setelahnya mencoba berdagang kecil-kecilan untuk mengubah nasib. Kemudian Lim
mencoba keberuntungannya kembali dengan menjual besi bekas dan perangkat keras.
Ketika invasi Jepang terhadap Malaya usai, Lim mendapat
peruntungan untuk menjual mesin berat bekas, dimana saat itu ada permintaan
mendesak untuk memulai pertambangan dan perkebunan karet.
Dari usahanya itu, Lim mengembangkan sayapnya dengan bekerja
sama sebagai mitra di perusahaan pertambangan besi yang saat itu berhutang
kepadanya. Ini menjadi langkah sukses untuknya, yang kemudian Lim membentuk
usaha bersama untuk membentuk perusahaan timah pertama di China yang
menggunakan kapal keruk.
Ketika menangani mesin berat, Lim mengumpulkan beragam mesin
rekondisi dan dari penghasilannya ia beralih ke usaha-usaha konstruksi sampai
akhirnya Lim mendirikan perusahaan konstruksi keluarga dengan nama Kien Huat
Privated Limited.
Dengan perusahaan dan bimbingan dari pamannya, Lim mulai
menangani beberapa pekerjaan kontrak. Hebatnya, perusahaan konstruksinya
tersebut mendapat penghargaan dan diakui sebagai salah satu perusahaan terbaik
karena berhasil mengerjakan proyek-proyek besar. Yang paling dikenal adalah
proyek bendungan Ayer Itam dan Irigasi Kemubu.
Pembangunan Genting
Resort
Bermula dari kunjungannya ke Cameron Highlands pada tahun
1964, Lim Goh Tong melihat banyaknya masyarakat Malaysia yang memerlukan tempat
releksasi dan berlibur. Namun sayangnya Cameron Highlands sangatlah jauh dari
Kuala Lumpur. Nah, dari situlah muncul naluri bisnis Lim untuk membangun resort
pegunungan yang dekat dengan Ibu Kota Negara Malaysia itu.
Setelah melakukan penelitiannya, Lim menentukan Gunung Ulu
Kali di daerah Genting Sampah sebagai lokasi yang tepat untuk idenya tersebut.
Awalnya pembangunan resort di gunung ini dianggap sebagai ide bodoh, dimana
terlalu beresiko untuk seorang Lim yang sudah dalam level aman secara
finansial. Namun Lim menyingkirkan semua pendapat-pendapat negatif tersebut dan
terus melanjutkan rencananya.
Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah setempat, Lim
memulai proyek awalnya. Masalah-masalah pun mulai ditemuinya, diantaranya
membangun akses jalan, pasokan air dan listrik, sistem pembangunan limbah, dan
faktor keselamatan. Lim berhasil membangun akses jalan dalam tiga tahun, dimana
perkiraan sebelumnya 15 tahun. Ia juga berhasil mendapatkan sumber air di
pegunungan, sedangkan listrik dipasok melalui pembangkit listrik pusat dan 12
generator berkapasitas besar.
Selama konstruksi, Lim juga terus mengerjakan proyek
usahanya di Kelantan, Irigrasi Kemubu pada saat bersamaan. Lim bekerja selama 7
hari dalam seminggu, dengan kata lain tiada hari libur baginya. Dia juga harus
melakukan perjalanan antara Kuala Lumpur dan Kelantan.
Proyek pegunungan ini menguras seluruh tenaga dan harta yang
Lim miliki. Semua penghasilannya dikerahkan untuk keberhasilan "proyek
mustahil" nya ini. Ia sampai harus menjual perkebunan karet miliknya
seluas 810 hektar dan semua uang yang dihasilkannya dari usahanya yang lain.
Lim juga sempat meminta temannya untuk berinvestasi, namun temannya menolak dan
meminta Lim untuk menghentikan ide gilanya ini.
Genting mendapatkan ijin usaha sebagai casino setelah Tunku
Abdul Rahman, perdana menteri Malaysia pada saat itu mengunjungi Genting
Highlands dan tersanjung dengan kontribusinya membangun industri pariwisata di
Malaysia tanpa bantuan dari pemerintah. Lim juga menjadi pelopor pajak dengan
meyakinkan pemerintah bahwa pembangunan Genting bukan hanya untuknya, tetapi
juga keuntungan untuk pemerintah.
Proyek ini diselesaikan pada Januari 1971, namun sebelum
memulai bisnisnya, cobaan kembali mendatangi Lim. Saat itu Kuala Lumpur dan
sekitarnya terkena badai hujan terburuk selama seabad terakhir. Jalan menuju
Genting tertutup oleh tanah longsor, dan banyak bagian dari Genting yang rusak
parah. Diperkirakan butuh waktu empat bulan untuk memperbaikinya.
Penantian panjang Lim pun tercapai setelah ditanggal 8 Mei
1971 Genting pun secara resmi dibuka. Lim terus mengembangkan Genting sehingga
menjadi tempat wisata terbaik yang dimiliki Malaysia. Fasilitas-fasilitas baru
terus dibangun dalam waktu 30 tahun kedepan. Lim juga menginvestasikan uangnya dengan
membangun jalan baru untuk memperpendek perjalanan menuju Genting dan membangun
sistem kereta gantung sebagai alternatif perjalanan menuju Genting.
Pada tahun 1978, Lim mendirikan Yayasan Lim, sebuah yayasan
keluarga yang mendonasikan uangnya dibidang pendidikan dan medis, panti jompo,
penyandang cacat dan lainnya. Lim Goh Tong dianugerahi gelar "Tan
Sri" oleh pemerintah Malaysia pada tanggal 6 Juni 1979 sebagai pengakuan
atas kontribusinya kepada negara tersebut .
Di tahun 1993, atas saran Tun Mahathir, perdana menteri
Malaysia pada saat itu memerintahkan untuk membangun sebuah perkampungan
dilahan seluas 81 hektar disekitar lokasi kereta gantung Genting Skyway. Dan
untuk mengingat jasa Lim, perkampungan itu diberi nama Gohtong Jaya.
Lim Goh Tong resmi menyerahkan seluruh kepemimpinannya di
Genting Group kepada anaknya, Tan Sri Lim Kok Thay pada 31 Desember 2003.
Tan Sri Dato Seri Lim Goh Tong meninggal pada tanggal 23
Oktober 2007 di Subang Jaya. Dia meninggalkan seorang istri, enam anak, dan 19
cucu.
Lebih dari 20.000 orang memberikan tribute dan lebih dari
1.000 karangan bunga dikirim dari seluruh dunia dipajang 300 meter di sepanjang
pintu masuk Gohtong Villa.
Tulisan ini saya buat dengan panduan yang ada di wikipedia. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau data yang tidak benar.
Keren kisah hidupnya patut dicontoh. Orang bermanfaat kalau ada hasilnya.
BalasHapusBuat yang mau baca info terbaru dan terlengkap Piala Dunia 2018 boleh kunjungi http://www.bandarpialadunia.biz/